Penyebab penyakit hepatitis bermacam-macam, mulai dari infeksi virus, pengaruh zat kimia, alkohol, maupun obat-obatan. Namun penyebab paling sering adalah dikarenakan karena infeksi virus. Setidaknya terdapat lima jenis virus yang dapat menyebabkan peradangan hati diantaranya digolongkan menjadi virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E. Silahkan baca selengkapnya disini.
Nah untuk pengobatan penyakit ini bisa dilakukan dengan dua jenis terapi yaitu Terapi Non Farmakologi dan Terapi Farmakologi.
1. Terapi Non Farmakologi
Terapi ini disebut juga dengan terapi tanpa menggunakan obat. Dilakukan diantaranya dengan diet seimbang. Diet seimbang sangat penting. Kalori berlebih dalam bentuk karbohidrat dapat menambah disfungsi hati dan menyebabkan penimbunan lemak dalam hati. Tujuan dari terapi ini adalah menghindari kerusakan hati yang permanen, meningkatkan kemampuan regenerasi jaringan hati, mencegah komplikasi asites, varises esofagus dan ensefalopati hepatik yang berlanjut ke komplikasi hepatik hebat. Jumlah kalori yang ada dalam tubuh setidaknya tidak lebih dari 30% jumlah kalori secara keseluruhan. Hal ini karena dapat mebahayakan sistem kardiovaskular. Selain itu terapi non obat ini juga harus diiringi dengan terapi Farmakologis.
2. Terapi Farmakologis
Terapi tanpa obat saja belum tentu menjamin kesembuhan, oleh karena itu juga dibutuhkan terapi menggunakan obat atau disebut dengan terapi farmakologis. Obat-obatan yang digunakan di terapi ini menggunakan aminoglikosida, antiamuba, antimalaria, antivirus, diuretik, kolagogum, koletitolitik dan hepatik protektor dan multivitamin dengan mineral.
Aminoglikosida
Terapi ini diberikan selama tiga kali sehari secara teratur selama tujuh hari atau sesuai petunjuk dokter. Biasanya untuk kasus penyakit hati yang disebabkan oleh infeksi bakteri. Antibiotik biasanya bekerja dalam mencegah ketidakaktifan obat yang disebabkan oleh enzim yang dihasilkan bakteri.
Antiamuba
Terapi ini meminimalisir resiko terjadnya abses hati karena amuba. Menggunakan dehydroemetine, diiodohydroxyquinoline, diloxanide furoate, emetine, dan sejenisnya.
Antimalaria
Obat antimalaria contohnya klorokuin. Obat ini digunakan untuk mengobati amubiasis.
Antivirus
Lamivudine adalah obat antivirus yang efektif untuk penderita hepatitis B. Virus hepatitis B membawa informasi genetik DNA. ARV yang tersedia gratis adalah Duviral (Zidovudine + Lamivudine) dan Neviral (Nevirapine). Neviraldapat mengganggu faal hati. Koinfeksi dengan hepatitis C memerlukan penatalaksanaan yang lebih khusus dan komprehensif. Peginterferon dan Ribavirin dalam kombinasi dengan Interferon selain bermanfaat mengatasi hepatitis C juga untuk hepatitis D. Ada juga obat-obatan yang merupakan kombinasi imunologi dan antivirus yang tampaknya dapat menekan kadar virus hepatitis C dalam darah secara lebih efektif dari pada terapi ulang dengan interferon saja.
Diuretik
Obat diuretik lain yang digunakan dalam penyakit hati selain spironolakton adalah furosemid yang efektif untuk pasien yang gagal memberikan tanggapan terhadap Spironolactone. Namun demikian, jangan gunakan obat ini pada kasus hepatitis akut atau kelainan hati yang sangat toksis.
Multivitamin dengan mineral
Vitamin terdiri dari vitamin-vitamin yang larut dalam lemak (fat-soluble) seperti vitamin A, D, E dan K atau yang larut dalam air (water-soluble) seperti vitamin C dan B-kompleks.
Tetapi penggunaan vitamin yang larut lemak ini untuk jangka panjang dan dengan dosis berlebihan dapat menyebabkan pembengkakan hati dan penyakit hati.
Tetapi penggunaan vitamin yang larut lemak ini untuk jangka panjang dan dengan dosis berlebihan dapat menyebabkan pembengkakan hati dan penyakit hati.
Judul: Terapi Hepatitis A, B, C, D, dan E
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 23.55
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 23.55
0 komentar:
Posting Komentar