Baruang Rumah Adat Toraja. Pembahasan kali ini topiknya tidak jauh berbeda sama Rumah Adat Batak Karo sebelumnya. Nah ulasan sekarang mengenai Rumah Adat Toraja biasa disebut Baruang Tongkonan yang berarti tempat duduk orang di desa untuk berkumpul atau bermusyawarah. Berdasarkan nama dan sekilas namanya aja udah unik kan sob (itulah luar biasanya isi keragaman Negara kita tercinta). Bentuk rumahnya seperti rumah panggung yang dibangun dari kombinasi batang kayu dan lembaran papan. Material kayunya dari kayu uru, sejenis kayu lokal dari Sulawesi dimana kualltasnya cukup baik serta banyak ditemui di hutan-hutan di daerah Toraja.
Kayunya itu sendiri dibiarkan asli tanpa pelitur atau pernis serta memiliki hiasan berupa kepala kerbau sebagai lambang kebangsawanan dan kemuliaan. Bagian depan rumah ada bangunan mirip rumah adat, namun dalam ukuran lebih kecil dimana fungsinya untuk menyimpan hasil panen atau padi. Sisi dalam rumah ditampilkan boneka nenek moyang orang Toraja. Rumah tongkonan tersebut dilengkapi patung kerbau bule (red. pada budaya Toraja, Kerbau dianggap kendaraan arwah ketika diakhirat). Jadi tidak mengherankan pula jika setiap ada upacara kematian di Toraja pasti disertai pemotongan kerbau. Lanjut lagi, Rumah Toraja Tongkonan dibagi menjadi 3 bagian. Ga kalah menarik sama Rumah Adat Aceh Edet Pitu Ruang kan gan. Berikut detailnya.
Pertama kolong atau Sulluk Banua, kemudian kedua yaitu ruangan rumah atau Kale Banua, dan terakhir adalah atap biasa disebut Ratiang Banua. Selain itu saat pembangunan rumah adat Tongkonan terdapat beberapa hal yang tidak boleh dilanggar diantaranya rumah harus menghadap ke utara dengan posisi pintu di bagian depan rumah (meyakini bahwa bumi serta langit termasuk satu kesatuan). Dan pada saat proses pembangunannya dilakukan secara bergotong royong. Berdasarkan macamnya Rumah Adat Toraja terbagi 4 antara lain Tongkonan Layuk, Pakamberan atau Pakaindoran, Batu A’riri dan Barung-barung. Nah, khusus untuk turunan bangsawan biasanya bentuk terlihat berbeda.
Kayunya itu sendiri dibiarkan asli tanpa pelitur atau pernis serta memiliki hiasan berupa kepala kerbau sebagai lambang kebangsawanan dan kemuliaan. Bagian depan rumah ada bangunan mirip rumah adat, namun dalam ukuran lebih kecil dimana fungsinya untuk menyimpan hasil panen atau padi. Sisi dalam rumah ditampilkan boneka nenek moyang orang Toraja. Rumah tongkonan tersebut dilengkapi patung kerbau bule (red. pada budaya Toraja, Kerbau dianggap kendaraan arwah ketika diakhirat). Jadi tidak mengherankan pula jika setiap ada upacara kematian di Toraja pasti disertai pemotongan kerbau. Lanjut lagi, Rumah Toraja Tongkonan dibagi menjadi 3 bagian. Ga kalah menarik sama Rumah Adat Aceh Edet Pitu Ruang kan gan. Berikut detailnya.
Pertama kolong atau Sulluk Banua, kemudian kedua yaitu ruangan rumah atau Kale Banua, dan terakhir adalah atap biasa disebut Ratiang Banua. Selain itu saat pembangunan rumah adat Tongkonan terdapat beberapa hal yang tidak boleh dilanggar diantaranya rumah harus menghadap ke utara dengan posisi pintu di bagian depan rumah (meyakini bahwa bumi serta langit termasuk satu kesatuan). Dan pada saat proses pembangunannya dilakukan secara bergotong royong. Berdasarkan macamnya Rumah Adat Toraja terbagi 4 antara lain Tongkonan Layuk, Pakamberan atau Pakaindoran, Batu A’riri dan Barung-barung. Nah, khusus untuk turunan bangsawan biasanya bentuk terlihat berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar