maraknya kekerasan di kalangan pemuda dan remaja belakangan ini, menurut Krimonolog dari Universitas Indonesia Yogo Tri Hendiarto, S.Sos., M.Si, meski setiap kasus tidak bisa disamakan, namun, umumnya ada pola-pola tertentu yang sama.
"Selain dari faktor pola asuh, tindakan kejahatan pada anak muda juga bisa dipicu teman di peer group-nya. Biasanya ada role model atau panutannya. Misalnya, di peer group-nya memiliki pola pikir yang memicu mereka memperlakukan pacar atau perempuan itu sebagai barang milik atau hak milik, sehingga mereka sulit untuk menghormati perempuan," ujar Yogo kepada Beritasatu.com di Jakarta, baru-baru ini.
Dikatakannya, dari hal itu tentu faktor lain yang kemudian muncul adalah budaya patriarki, yakni laki-laki yang merasa sebagai mahluk superior yang mendominasi. Di pola ini, lelaki menganggap perempuan sebagai mahluk inferior (lemah) yang rentan menjadi korban kejahatan.
"Pada kasus pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto (19) yang terjadi beberapa waktu lalu, jelas terlihat ada budaya patriarki juga yang mendasari. Pelaku merasa tidak terima dengan tindakan mantan pacarnya (perempuan) yang dianggap menginjak-injak harga dirinya sebagai seorang lelaki," imbuh Yogo.
Ia juga mengatakan, pada kasus pembunuhan tersebut, salah satu pemicunya adalah rasa cemburu dan terabaikan, juga memperlihatkan pola partisipasi korban. Pada kasus Ade Sara, korban melakukan pengabaian dan menghindari pelaku, sehingga memancing emosi pelaku.
Hal yang hampir serupa juga terjadi pada kasus Mia Nuraini (16) di Jakarta Selatan, yang merupakan korban salah sasaran. Pelaku -mantan pacar Mia- pada awalnya ingin menyerang kekasih baru Mia karena ingin balas dendam dan rasa cemburu. Namun, karena target menghindar ayunan gir pelaku, akhirnya Mia yang harus menanggung risikonya. Tak lama, rekan-rekan si pelaku ikut menganiaya Mia hingga tewas.
"Bila ada aksi maka ada reaksi. Untuk sebagian orang tindakan Ade Sara dan Mia tersebut adalah suatu hal yang sederhana, namun, bagi sebagian orang lagi tindakan itu merendahkan. Ada situasi sosial yang membedakan antara subjek yang satu dengan subjek yang lainnya," terang Yogo.
Disimpulkan, ada keterkaitan antara pola asuh keluarga, dorongan pertemanan, budaya, dan aksi-reaksi yang bisa berkontribusi terhadap peningkatan kekerasan pada remaja yang kerap menelan korban jiwa belakangan ini.
Penulis: Kharina Triananda/NAD
Judul: Inilah Pola yang Mendasari Tindak Kekerasan di Kalangan Pemuda
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 21.43
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 21.43
0 komentar:
Posting Komentar