Kamis, 27 Maret 2014

Masyarakat Ikut Berperan Dalam Tindak Kejahatan Remaja


Menanggapi kasus-kasus kejahatan dengan pelaku masih di remaja dan orang dewasa muda yang belakangan terjadi, Kriminolog dari Universitas Indonesia Yogo Tri Hendiarto, S.Sos., M.Si mengatakan, hal tersebut bisa terjadi karena partisipasi masyarakat.

Menurutnya, secara teori kriminologi, kejahatan remaja atau usia anak-anak (di bawah 18 tahun) terjadi karena orang-orang di sekelilingnya juga berpartisipasi untuk memicu kejahatan itu terjadi.


Ia memberi contoh bila ada anak yang nongkrong atau berkumpul di luar sekolah pada jam sekolah, tetapi masyarakat tidak berusaha membubarkan dan menegur mereka, maka sama saja masyarakat juga berpartisipasi dalam tindak kejahatan remaja.


"Kalau mereka tidak menyediakan tempta nongkrong dan melarang, maka anak-anak akan tetap di sekolah. Itu salah satu bentuk tindakan pencegahan kejahatan," tutur Yogo kepada Beritasatu.com di Jakarta.


Ditekankannya, kejahatan anak tercipta karena masyarakat turut berpartisipasi menciptakan itu, karena tidak adanya penjagaan atau pengawasan yang ketat. Karena kejahatan itu disebabkan oleh faktor-faktor yang melingkupinya.


"Motif yang mendasari remaja melakukan kejahatan jauh berbeda dengan orang dewasa. Bahkan, di ilmu kriminologi kita tidak menyebut tindakan merugikan yang dilakukan anak-anak sebagai kejahatan, melainkan kenakalan. Karena anak-anak dianggap belum bisa mempertanggungjawabkan tindakannya dengan akal sehat, tidak seperti orang dewasa," terangnya.


Selain itu, saat ini masyarakat modern saat ini, khususnya di Jakarta, cenderung memiliki individualisme yang tinggi. Pertukaran nilai, globalisasi, efek masyarakat transnasional, menjadi pemicu terbentuknya masyarakat yang individual dan kurang memedulikan masyarakat di sekitarnya.


"Sukses secara materi dianggap sukses yang teridentifikasikan, yang terukur. Kekayaan menjadi indikator keberhasilan. Itu definisi sukses masyarakat kapitalis yang sekarang mendominasi di masyarakat kita. Dengan begitu, banyak dari mereka yang tidak memedulikan kesejahteraan orang-orang di lingkungannya," kata Yogo.


Penulis: Kharina Triananda/NAD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar