Rabu, 04 Juni 2014

Cara Tepat Memilih Susu Formula

Selain usia, memilih susu formula juga harus disesuaikan dengan kondisi balita, apakah mereka alergi terhadap susu lemak hewani atau tidak. Yang harus diketahui, susu hanyalah salah satu pelengkap gizi, bukan pengganti makanan. Karena itu, saat anak kurang asupan makanan, hanya dengan memberikan susu bukanlah solusi yang tepat.




Munculnya informasi susu formula berbakteri bebarap waktu yang lalu, sempat membuat orang tua bingung dalam memilihkan susu terbaik untuk buah hatinya. Yang pertama kali harus diperhatikan adalah jangan menjadikan susu formula sebagai pengganti ASI, tetapi sebagai pendamping ASI. Dengan demikian, gizi anak tidak hanya bergantung pada susu formula, tetapi pada kualitas air susu ibu.

Untuk pemberian awal, memberikan susu formula dengan asupan gizi yang tidak terlalu kompleks, karena bayi sudah mendapatkan gizi dari ASI serta makanan pendamping. Ibu juga harus tetap memperhatikan kualitas ASI-nya, dengan mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang.

Sesuaikan Usia.
Hal pertama yang harus menjadi perhatian dalam memilih susu formula adalah tingkat usia bayi. Sesuaikan tingkat usia bayi yang pada umumnya dibagi menjadi 2 macam, 0-6 bulan dan 6-12 bulan atau susu formula lanjutan.
Pada umumnya bayi 0-6 bulan, sistem pencernaannya belum sempurna. Sedangkan pada usia di atas 6 bulan, mayoritas sudah mulai membaik dan bahkan sudah mulai diberi makanan tambahan. Dengan perbedaan dan permasalahan tersebut, kandungan gizi pada susu formula untuk kedua kelompok usia itu pun disesuaikan.

Hal kedua yang harus diperhatikan adalah terdapat 3 jenis susu formula bila dilihat dari tingkat alergi bayi terhadap susu formula.
Tiga jenis tersebut adalah:
  • Formula Biasa.
  • Susu Kedelai.
  • Susu Elemental.

Jika si kecil ketika dicoba pada salah satu susu formula yang menjadi pilihan kita dan tidak ada masalah seperti alergi, maka bisa dikatakan bahwa s kecil bisa mengkonsumsi susu formula biasa yang terbuat dari susu sapi dan telah ditambahi aneka zat gizi (fortifikasi) untuk mendekati karakteristik gizi ASI dan angka kecukupan gizi bayi.

Jika si kecil mengalami masalah dengan susu formula biasa, pada umumnya dokter akan menyarankan kita untuk menggunakan susu formula yang terbuat dari kacang kedelai. Hal ini terjadi pada bayi yang mengalami alergi terhadap lemak dalam susu sapi. Susu kedelai memiliki kandungan lemak lebih rendah dan nilai biologisnya lebih rendah sehingga lebih lama untuk diserap tubuh.

Namun jika si kecil masih juga bermasalah dengan susu formuila biasa (dari susu sapi), atau pun susu formula dari kacang kedelai, maka si dokter biasanya akan menyarankan kita untuk menggunakan susu elemental atau susu formula hidrolisa kasein. Susu ini pada dasarnya adalah susu formula yang kandungan lemaknya diperkecil, namun zat gizi yang lainnya diperbanyak.

Susu Bukan Pengganti Makanan.
Pada anak yang kurang makannya, biasanya lebih cenderung langsung diberi susu sebagai pengganti. Hal tertsebut sangat tidak dianjurkan karena pada anak balita harus diberi makanan yang harus lebih bervariasi dalam bentuk, rasa dan bahan.
Berbagai merk susu balita yang dijual di pasaran hampir sama komposisinya, dan kebanyakan hanya beda pada rasa.

Komposisi yang harus dipenuhi pada susu balita adalah:
  • Protein harus tinggi.
  • Kalsium.
  • Lemak seimbang dengan protein.
  • Karbihidrat.
  • Vitamin dan mineral.

Susu Kental Manis.
Ada orang tua yang memberi balitanya susu kental manis sebagai pelengkap makanan. Padahal susu kental manis bukanlah susu untuk balita, susu kental manis lebih tinggi karbohidratnya dan lebih sedikit kandungan protein dan kalsiumnya, apalagi menjadikan susu kental manis sebagai pengganti makanan.

Selamat Menjalankan Ibadah Puasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar