BISEKSUAL
Ialah orientasi seks yang mempunyai ciri-ciri berupa ketertarikan estetis, cinta romantis dan hasrat seksual kepada pria dan wanita. Biseksualitas umumnya dikontraskan dengan homoseksualitas, heteroseksualitas, dan aseksualitas.
FAKTOR PENYEBAB
1. Krisis Identitas Diri
identitas diri ini bisa dipengaruhin dengan lingkungannya, dan bagaimana seseorang melihat dirinya sendiri.
2. Ketertarikan atau fantasi
Yang satu ini berakar dari pikiran yang tidak benar. Hati-hatilah dengan apa yang kamu pikirkan. Singkirkan pikiran-pikiran yang melenceng dari otakmu. Bisa dimulai dengan melakukan aktifitas contohnya olahraga atau pergi bersama teman-teman.
3. Perilaku
Ternyata prilaku bukan hal yang krusial untuk menghakimi seorang GLB aka COWE.
Kebanyakan kita malah menertawakan mereka atas tingkah lakunya atau gayanya. Sebenarnya temanmu itu punya krisis identitas (bermasalah dengan dirinya sendiri)
BAHAYA BISEKSUAL
Pertama, jika si anak mengalami masalah psikis berat maka akan terjadi trauma yang berkepanjangan dan bisa membuatnya menjadi aseksual ketika dewasa alias tidak tertarik melakukan hubungan seksual.
"Anak korban sodomi yang mengalami trauma berat harus dikeluarkan dari lingkungannya yang lama. Orangtua harus terus memberikan semangat agar si anak bisa melupakan pengalaman pahitnya," kata Prof Wimpie.
Tapi berdasarkan pengalamannya, anak korban sodomi memiliki masalah krisis percaya diri sehingga lebih banyak menjadi penyendiri dan pemurung ketika dewasa.
Kedua, jika si anak korban sodomi merasakan kenikmatan maka peluang untuk mengulangi lagi pengalaman yang dialami semasa kecil akan terjadi.
"Ketika si anak dewasa, dia akan kembali mencoba melakukannya meskipun nantinya dia adalah heteroseksual. Yang dikhawatirkan kalau dia kembali melakukannya dengan anak kecil yang belum mengerti apa-apa," kata Prof Wimpie.
Sodomi adalah perilaku seksual tidak normal. Risiko penyakit akan timbul jika salah satu ada yang mengalami infeksi.
Prof Wimpie mengingatkan, orangtua untuk menjaga anaknya agar tidak menjadi korban kekerasan seksual baik berupa sodomi atau pelecehan lainnya.
"Kadang-kadang si pelaku adalah orang terdekat, ini juga yang perlu diwaspadai orangtua. Kalau melihat orang dekat punya perilaku tak wajar sebaiknya anak diingatkan," katanya.
PEDOFILIA
Pedofilia terdiri dari dua suku kata; pedo (anak) dan filia (cinta).
Pedofilia adalah kecenderungan seseorang yang telah dewasa baik pria maupun wanita untuk melakukan aktivitas seksual berupa hasrat ataupun fantasi impuls seksual dengan anak-anak kecil. Bahkan terkadang melibatkan anak dibawah umur.
Biasanya anak-anak yang menjadi korban berumur dibawah 13 tahun. Sedangkan penderita umumnya berumur diatas 16 tahun.
FAKTOR PENYEBAB
1. TRAUMA
Pengalaman selama anak-anak sebagai korban pedofilia ditengarai sebagai penyebab utama seseorang menjadi pedofil. Mereka belajar dengan mengamati bahwa kepuasan seksual dapat diperoleh dari anak-anak. Bisa jadi pula mereka rendah diri menyadari dirinya adalah korban pedofilia. Akibatnya mereka cenderung menutup diri dan pergaulan pun jadi terbatas. Terkait dengan hal ini,
2. KURANGNYA KEMAMPUAN SOSIALISASI
kurangnya keterampilan untuk membina hubungan akrab dengan orang lain juga menjadi salah satu penyebab pedofilia. Mereka tidak dapat menjalin hubungan intim dengan orang dewasa yang sebaya. Dalam kondisi ini, tidak ada yang lebih nyaman selain berinteraksi dengan anak-anak, yang mudah didekati tanpa melakukan perlawanan sebagaimana dahulu yang terjadi pada mereka.
3. MERASA HARGA DIRI RENDAH
Harga diri yang rendah juga menjadi faktor penyebab. Mereka merasa tidak memiliki kelebihan, atau merasa gagal dibandingkan pasangan atau teman-temannya. Menguasai anak, mengancam, dan memanipulasinya, merupakan suntikan bagi harga diri para pedofil. Orang yang merasa rendah diri juga mudah mengalami depresi dan kecemasan. Dalam kondisi ini, melakukan pelecehan seksual terhadap anak dijadikan cara melepaskan ketegangan.
4. FAKTOR EKONOMI
Dari segi sosial ditemukan pelaku pedofilia kebanyakan berasal dari kalangan sosial ekonomi rendah. Sebagian bahkan tidak memiliki pekerjaan. Ditambah dengan tingkat pendidikan yang umumnya kurang memadai, mereka sulit menemukan cara penyelesaian masalah yang efektif. Akibatnya mereka mudah terkena stres dan menggunakan anak untuk mengatasi rasa tertekan atau ketegangannya akibat stres
BAHAYA PEDOFILIA
Anak sebagai korban dalam kasus pedofilia, secara jangka pendek dan jangka panjang dapat mengakibatkan gangguan fisik dan mental. Gangguan fisik yang terjadi adalah resiko gangguan kesehatan. Saat melakukan hubungan kelamin pun seringkali masih belum bersifat sempurna karena organ vital dan perkembangan hormonal pada anak belum sesempurna orang dewasa. Bila dipaksakan berhubungan suami istri akan merupakan siksaan yang luar biasa, apalagi seringkali dibawah paksaan dan ancaman.
Belum lagi bahaya penularan penyakit kelamin maupun HIV dan AIDS, karena penderita pedofilia kerap disertai gonta ganti pasangan atau korban. Bahaya lain yang mengancam, apabila terjadi kehamilan. Beberapa penelitian menunjukkan perempuan yang menikah dibawah umur 20 th beresiko terkena kanker leher rahim. Pada usia anak atau remaja, sel-sel leher rahim belum matang. Kalau terpapar human papiloma virus atau HPV pertumbuhan sel akan menyimpang menjadi kanker.
Usia anak yang sedang tumbuh dan berkembang seharusnya memerlukan stimulasi asah, asih dan asuh yang berkualitas dan berkesinambungan. Bila periode anak mendapatkan trauma sebagai korban pedofilia dapat dibayangkan akibat yang bisa terjadi. Perkembangan moral, jiwa dan mental pada anak korban pedofila terganggu sangat bervariasi. Tergantung lama dan berat ringan trauma itu terjadi.
Bila kejadian tersebut disertai paksaan dan kekerasan maka tingkat trauma yang ditimbulkan lebih berat. Trauma psikis tersebut sampai usia dewasa akan sulit dihilangkan. Dalam keadaan tertentu yang cukup berat bahkan dapat menimbulkan gangguan kejiwaan dan berbagai kelainan patologis lainnya yang tidak ringan. Bahkan seorang korban pedofilia karena trauma psikologis yang sangat berat ini dapat berpotensi menciptakan seorang pedofilis dikemudian hari.
Hal ini terjadi pada kasus Babe. Ternyata gangguan pedofilia yang ada pada dirinya juga diawali kejadian dirinya menjadi korban pedofilia di usia remaja. Dalam keadaan ini pendekatan terapi sejak dini mungkin harus segera dilakukan. Secara sosial, baik lingkungan keluarga atau lingkungan kehidupan anak kadang merasa diasingkan dengan anak sebaya dan sepermainan. Beban ini dapat memberat trauma yang sudah ada sebelumnya.
Sumber : Bramz-soft.blogspot.com
Judul: Bahaya Mana Antara Biseksual & Pedofilia ?
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 15.50
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 15.50
0 komentar:
Posting Komentar