Mungkin sebagian dari Anda sudah tidak asing lagi dengan kata cuti, terutama untuk Anda yang sudah mengenal dunia kerja. Berdasarkan Undang-Undang No.13 tahun 2003 Pasal 79 ayat (2), seorang pekerja berhak atas cuti tahunan sekurang kurangnya 12 hari kerja.
Cuti adalah ketidakhadiran sementara karyawan dalam bekerja, baik itu karena sakit atau karena beberapa keperluan lain yang mengharuskan untuk meninggalkan pekerjaan. Cuti juga sering menjadi pilihan bagi para karyawan yang memiliki jadwal bekerja padat untuk bersantai sejenak.
Meski demikian, terkadang karena kesibukan dan terlalu menikmati pekerjaan, cuti yang sebenarnya adalah hak, tidak dimanfaatkan oleh karyawan. Padahal cuti ini, menurut psikolog Wulan Ayu Ramadhani, M.Ps., sebenarnya cukup penting terlebih untuk Anda yang memiliki pekerjaan yang sibuk bahkan tak kenal waktu.
"Cuti itu sudah diatur dalam undang-undang tenaga kerja dan kebijakkan ini berlaku disemua perusahaan, jadi cuti adalah hak karyawan dan waktu yang tepat untuk beristirahat," ujar psikolog Wulan saat wawancara bersama Wolipop di Starbucks, Cilandak Town Square, Selasa (20/05/2014).
Selain untuk beristirahat, cuti juga dapat menjadi salah satu cara untuk meregangkan otak yang terlalu sibuk bekerja. Wulan mengibaratkan otak manusia seperti sebuah laptop yang tidak bisa digunakan bekerja setiap saat dan tanpa henti. Sebuah laptop tetap membutuhkan waktu untuk tidak digunakan sama seperti otak manusia yang membutuhkan istirahat dan hiburan.
Menurut Wulan, otak manusia yang terlalu sering dipaksakan bekerja tak jarang dapat menimbulkan stres. Karena itu otak membutuhkan waktu istirahat agar bisa kembali bekerja secara maksimal dengan melakukan cuti. Cuti juga dapat menjadi salah satu alternatif untuk Anda yang mulai jenuh dengan rutinitas bekerja.
Tak jarang beberapa orang justru senang bekerja keras tanpa memperdulikan kondisi tubuhnya. Hal ini tentu bukan menjadi suatu pilihan yang salah, akan tetapi kembali lagi pada fungsi seseorang dalam hidup. Anda hidup bukan hanya untuk mendedikasikan diri menjadi seorang karyawan dan pekerja keras tapi banyak hal lain yang harus didedikasikan, baik waktu bersama keluarga dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan tentunya diri sendiri.
Sumber : detik.com
Cuti adalah ketidakhadiran sementara karyawan dalam bekerja, baik itu karena sakit atau karena beberapa keperluan lain yang mengharuskan untuk meninggalkan pekerjaan. Cuti juga sering menjadi pilihan bagi para karyawan yang memiliki jadwal bekerja padat untuk bersantai sejenak.
Meski demikian, terkadang karena kesibukan dan terlalu menikmati pekerjaan, cuti yang sebenarnya adalah hak, tidak dimanfaatkan oleh karyawan. Padahal cuti ini, menurut psikolog Wulan Ayu Ramadhani, M.Ps., sebenarnya cukup penting terlebih untuk Anda yang memiliki pekerjaan yang sibuk bahkan tak kenal waktu.
"Cuti itu sudah diatur dalam undang-undang tenaga kerja dan kebijakkan ini berlaku disemua perusahaan, jadi cuti adalah hak karyawan dan waktu yang tepat untuk beristirahat," ujar psikolog Wulan saat wawancara bersama Wolipop di Starbucks, Cilandak Town Square, Selasa (20/05/2014).
Selain untuk beristirahat, cuti juga dapat menjadi salah satu cara untuk meregangkan otak yang terlalu sibuk bekerja. Wulan mengibaratkan otak manusia seperti sebuah laptop yang tidak bisa digunakan bekerja setiap saat dan tanpa henti. Sebuah laptop tetap membutuhkan waktu untuk tidak digunakan sama seperti otak manusia yang membutuhkan istirahat dan hiburan.
Menurut Wulan, otak manusia yang terlalu sering dipaksakan bekerja tak jarang dapat menimbulkan stres. Karena itu otak membutuhkan waktu istirahat agar bisa kembali bekerja secara maksimal dengan melakukan cuti. Cuti juga dapat menjadi salah satu alternatif untuk Anda yang mulai jenuh dengan rutinitas bekerja.
Tak jarang beberapa orang justru senang bekerja keras tanpa memperdulikan kondisi tubuhnya. Hal ini tentu bukan menjadi suatu pilihan yang salah, akan tetapi kembali lagi pada fungsi seseorang dalam hidup. Anda hidup bukan hanya untuk mendedikasikan diri menjadi seorang karyawan dan pekerja keras tapi banyak hal lain yang harus didedikasikan, baik waktu bersama keluarga dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dan tentunya diri sendiri.
Sumber : detik.com
Judul: Seberapa Penting Otak Anda Cuti Dalam Bekerja
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 15.18
Rating: 100% based on 99998 ratings. 5 user reviews.
Ditulis Oleh 15.18
0 komentar:
Posting Komentar